Apakah Saya Terkena Serangan Jantung?
Sudah lebih dari sebulan terakhir terjadi kecenderungan peningkatan pasien yang menanyakan kondisinya terkait sakit jantung. Hal tersebut mungkin dipicu meninggalnya seorang selebritis kita, yang masih cukup muda, akibat serangan jantung.
Bagaimana bisa terjadi serangan jantung?
Serangan jantung merupakan salah satu manifestasi dari penyakit jantung koroner (PJK). Tidak semua PJK ditandai dengan serangan jantung yang akut dan mematikan. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit akibat tersumbatnya aliran darah arteri koroner ke jantung.
Arteri koroner merupakan pembuluh darah yang menyuplai darah bersih ke jantung. Sumbatan tersebut akibat penumpukan lemak di dinding dalam koroner. Tumpukan lemak tersebut dilapisi semacam serat dan dapat disertai kalsium, sering disebut plak.
Serangan jantung terjadi bila terbentuk bekuan darah yang secara akut menyumbat pembuluh koroner. Plak yang tergores atau pecah akan mengaktifkan mekanisme pembekuan darah sehingga terbentuk bekuan darah tersebut. Bekuan tersebut menyumbat total atau hampir total pembuluh koroner sehingga dinding jantung akan kekurangan oksigen secara akut dan masif yang berakibat rasa sakit dada dan gangguan fungsi jantung.
Seperti apa serangan jantung?
Serangan jantung yang khas selalu ditandai sakit dada yang terasa seperti rasa berat, diremas, atau panas. Terkadang rasanya seperti ada orang yang duduk di dada. Pasien juga bisa mengeluh rasa nyeri dada hebat yang belum pernah dirasakan sama sekali sebelumnya.
Sakit dada dapat menjalar ke sisi dalam lengan kiri atau bahu, leher, atau rahang. Terkadang serangan jantung disertai keringat dingin di badan, mual, muntah atau sesak nafas. Jadi gejala berkeringat di tangan dan kaki saja tanpa sakit dada bukanlah gejala khas serangan jantung..
Bagi orang yang telah mengalami sakit dada akibat PJK yang stabil, serangan jantung dirasakan mirip dengan sakit dada sebelumnya, namun lebih berat, lebih lama, lebih sering dan lebih mudah muncul atau lebih sukar hilang daripada biasanya.
Beberapa orang, khususnya usia lanjut (terutama perempuan) dan diabetes mellitus (DM), dapat mengalami serangan jantung tanpa sakit dada yang khas. Mereka mungkin hanya merasakan sesak nafas, lemas yang hebat, atau keringat dingin di seluruh badan tanpa sakit dada yang mencolok. Hal ini membuat seseorang tidak merasakan keluhan apa-apa dan baru diketahui pernah serangan jantung pada pemeriksaan di kemudian hari.
Nyeri dada juga dapat disebabkan masalah selain jantung seperti paru, lambung, otot, saraf, atau psikis.
Sakit dada dengan karakteristik berikut biasanya tidak khas untuk penyakit jantung koroner.
- Nyeri seperti tajam atau ditusuk-tusuk yang bertambah dengan pernafasan.
- bertambah dengan pergerakan dada atau lengan
- bertambah bila dada ditekan
- nyeri dapat ditunjuk di satu titik terutama bila di sekitar puting,
- nyeri timbul hanya beberapa detik (dapat hilang timbul dengan lama tiap nyeri hanya beberapa detik),
- nyeri menjalar hingga tungkai.
Apa yang dilakukan bila mengalami keluhan serangan jantung?
Apabila suatu saat seseorang mengalami keluhan SKA seperti di atas,
- Pertama-tama adalah mencoba tetap tenang dan istirahat total. Kepanikan dan kecapaian dapat memperburuk kondisi jantung.
- Kunyahlah aspirin dosis antara 160-320 mg. Jika yang dimiliki hanya aspirin 500 mg, tetap boleh dikunyah.
- Hisaplah obat isosorbid dinitrat (ISDN) 5 mg di bawah lidah. Seseorang dengan risiko tinggi PJK (usia tua,gemuk, hipertensi, DM, merokok atau kolesterol) sebaiknya menyiapkan obat aspirin dan ISDN tersebut di tempat yang mudah ditemukan.
- Segera ke unit gawat darurat atau fasilitas kesehatan terdekat.
Apabila setelah penilaian di rumah sakit benar menyatakan bahwa terkena serangan jantung, pasien harus dirawat dan akan diberi obat-obat yang beberapa di antaranya bersifat mengencerkan darah. Jadi ada kemungkinan efek samping perdarahan dengan obat tersebut. Berdasarkan studi-studi besar di dunia, keuntungan pemberian obat-obatan tersebut jauh lebih besar daripada risiko efek sampingnya. Pemberian pengencer darah akan mengurangi persentase kematian akibat serangan jantung.
Pada kondisi serangan jantung tertentu, yaitu infark dengan elevasi ST (ST-elevation myocardial infarction/STEMI) yang baru muncul 12 jam, diperlukan tindakan agresif untuk segera membuka sumbatan koroner. Tindakan tersebut dapat berupa pemberian obat penghancur bekuan darah yang diberikan suntik atau infus, juga dapat berupa kateterisasi untuk balon dan pemasangan ring/stent. Tindakan ini dapat menyelamatkan hidup seseorang yang terkena STEMI. Kateterisasi koroner juga perlu dilakukan pada setiap serangan jantung yang berisiko tinggi atau disertai perburukan kondisi pasien.
Saya belum ada gejala, tapi apa yang harus dilakukan untuk menghindari serangan jantung?
Pertama-tama kita perlu mengidentifikasi apakah kita memiliki faktor risiko PJK, terutama faktor risiko tradisional (kolesterol, diabetes, hipertensi, riwayat keluarga, merokok).
Sejak umur 20 tahun sebaiknya kita sudah mulai mendeteksi keberadaan faktor risiko PJK, dan minimal tiap 5 tahun diperiksa ulang.
Untuk memperbaiki faktor risiko yang dimiliki, diperlukan pola hidup sehat dan obat bila perlu. Diet rendah lemak (khususnya lemak jenuh), rendah garam (<6 gram/hari), dan tinggi serat membantu memperbaiki kolesterol dan tekanan darah. Perbanyak aktivitas fisik dan olahraga (khususnya yang bersifat aerobik) minimal 20-30 menit dalam 3-7 hari seminggu.
Untuk mencapai target dalam memperbaiki faktor risiko PJK, konsultasikan dengan dokter anda. Selain upaya di atas, mungkin perlu obat-obatan yang ditentukan saat kontrol ke dokter jantung. Obat-obatan ini, khususnya bagi pasien PJK, harus diminum rutin.
Jadi kenalilah apakah anda benar mengalami gejala serangan jantung. Periksakan diri anda ke dokter dan kontrollah faktor risiko PJK. Jika mengalami gejala seperti serangan jantung, segeralah mencari pengobatan di rumah sakit.